Berlokasi di Desa Dawuhan, Kecamatan Tenggarang, usaha kue basah milik Ibu Abas telah berdiri sejak sekitar tahun 1998–1999, tepatnya ketika anak beliau masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak.Produk yang dihasilkan antara lain kue basah dengan harga terjangkau mulai dari Rp2.000 per biji, serta kue tart dengan kisaran harga Rp50.000 hingga Rp100.000. Hingga kini, usaha ini masih berjalan dengan melibatkan beberapa karyawan dalam proses produksi maupun distribusi langsung dan masih terbatas di wilayah Bondowoso dan sekitarnya. Meski belum dipasarkan secara daring, beberapa kue buatan Ibu Abas pernah dibawa oleh pembeli ke luar kota karena kualitas rasanya yang tetap terjaga. Saat ini, produksi hanya dilakukan berdasarkan pesanan, sehingga kualitas dan kesegaran kue selalu terjamin. Produk kue ini banyak diminati untuk acara seperti arisan, syukuran, dan ulang tahun.
Usaha alat masak milik Bapak Mashudi berlokasi di RT 15 RW 5, Desa Dawuhan, Kecamatan Tenggarang. Usaha ini dirintis sejak tahun 2012, berbekal keterampilan membuat peralatan dapur yang dipelajari langsung dari orang tuanya. Produk yang dihasilkan meliputi talenan, parutan, dan suvenir berbahan kayu. Pada masa awal, usaha ini sempat berkembang pesat dan mempekerjakan beberapa karyawan. Ketelitian dalam proses pembuatan membuat produknya dikenal oleh masyarakat sekitar. Seiring perkembangan zaman, minat masyarakat terhadap produk buatan tangan mulai menurun. Persaingan dengan toko online menjadi salah satu penyebab utama menurunnya permintaan. Saat ini usaha dikelola sendiri oleh Bapak Mashudi tanpa bantuan karyawan. Meskipun menghadapi tantangan, beliau tetap berusaha mempertahankan usaha yang telah berjalan lebih dari satu dekade ini sebagai bentuk pelestarian keterampilan keluarga dan potensi lokal desa.
Telur asin barokah ini dimiliki oleh Bapak Fadil. Bapak Fadil ini melanjutkan usaha milik neneknya. Bapak Fadil mengolah telur dalam skala rumahan dengan dibantu oleh keluarga. Setiap minggu bapak fadil memproduksi telur asin sebanyak kurang lebih 300 butir telur tergantung pesanan
Usaha rambak yang paling dikenal di desa ini yaitu rambak organik (RAMOR). Kerupuk rambak ini. RAMOR ini dimiliki oleh Bapak Mulyadi. Bapak Mulyadi sudah menjalan usaha ini kurang lebih 8 tahun terhitung dari tahun 2017. Pak Mulyadi sudah mengirimkan Rambak Organik ini sampai di Jakarta. Rambak organik Pak Mulyadi ini memiliki ciri khas tidak membuat tenggorokan seret atau sakit ketika memakan rambak ini.
Hasil Pertanian Masyarakat Desa Dawuhan
Diagram Hasil Tani Warga Desa Dawuhan
Masyarakat Dawuhan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, dengan padi sebagai komoditas utama yang menyumbang 80% dari total hasil pertanian. Dominasi padi ini mencerminkan kondisi lahan yang subur dan tradisi bertani yang telah berlangsung turun-temurun, menjadikannya tulang punggung perekonomian desa. Selain padi, cabe rawit juga menjadi andalan dengan kontribusi sebesar 10%, menunjukkan upaya petani dalam memenuhi permintaan pasar akan komoditas bernilai tinggi. Sementara itu, jagung dan tomat masing-masing menyumbang 3%, yang kemungkinan ditanam sebagai tanaman sela atau untuk kebutuhan pribadi. Hasil pertanian lainnya, seperti sayuran dan buah-buahan, juga turut berkontribusi sekitar 3%, meskipun dalam skala yang lebih terbatas. Pola tanam ini menggambarkan keberagaman pertanian Dawuhan, di mana padi tetap menjadi fokus utama, sementara komoditas lain dibudidayakan untuk mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan pendapatan masyarakat.